Salam 1 Rejab.
Ya...hari ini adalah 1 Rejab. Syukur kerana kita sekali lagi diberi peluang pada tahun ini untuk bertemu dgn Rejab - Syaaban - Ramadhan. Dalam ketiga-tiga bulan ini kita, kita digalakkan untuk memperbanyakkan ibadat.
Bulan Rejab adalah salah satu 4 bulan suci yang ditetapkan oleh Allah sebelum terciptanya langit dan bumi. Bulan ini juga dipandang sbg semakin dekatnya bulan Ramadhan iaitu tuan dari segala bulan. Dengan itu umat Islam menyambutnya dengan doa dan mengisinya dgn persiapan menyambut bulan puasa.
Bulan Rejab dipandang istimewa oleh orang Islam kerana berlakunya peristiwa penting iaitu Israk dan Mikraj pada 27 Rejab. Daripada peristiwa bersejarah inilah orang Islam diwajibkan untuk solat 5 waktu.
Selain dari itu, bulan Rejab juga menjadi saksi utk pelbagai peristiwa sejarah dalam Islam iaitu Perang Tabuk, Penaklukan Jerusalem oleh Shalahuddin Al Ayubi, dan Keruntuhan Khilafah Utsmaniyah Turki.
Israk dan Mikraj
Firman Allah SWT,
Maksudnya : “ Maha Suci Allah Yang telah menjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari dari Masjid Al-Haram (di Makkah) ke Masjid Al-Aqsa (di Palestin), Yang Kami berkati sekelilingnya, untuk memperlihatkan kepadanya tanda-tanda (kekuasaan dan kebesaran) kami. Sesungguhnya Allah jualah Yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui ”.
Surah Al-Isra’, ayat:1
Maksudnya : “ Maha Suci Allah Yang telah menjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari dari Masjid Al-Haram (di Makkah) ke Masjid Al-Aqsa (di Palestin), Yang Kami berkati sekelilingnya, untuk memperlihatkan kepadanya tanda-tanda (kekuasaan dan kebesaran) kami. Sesungguhnya Allah jualah Yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui ”.
Surah Al-Isra’, ayat:1
Israk membawa pengertian perjalanan nabi Muhammad SAW pada malam hari dengan menuggang Burak bermula dari Masjid Al-Haram di Makkah Al-Mukarramah ke Masjid Al-Aqsa di Baitul Maqdis, Palestin.
Manakala Mikraj membawa maksud naiknya nabi Muhammad SAW ke langit dari Masjid Al-Aqsa ke Sidratul Muntaha.
Manakala Mikraj membawa maksud naiknya nabi Muhammad SAW ke langit dari Masjid Al-Aqsa ke Sidratul Muntaha.
(Peristiwa berkenaan Israk dan Mikraj akan dijelaskan lagi di entry seterusnya)
Perang Tabuk
Pada bulan Rejab tahun 9 H (630 M), Rasulullah saw. bersama 30 ribu pasukan kaum muslimin pergi meninggalkan Madinah menuju Tabuk di wilayah Syam. Ekspedisi ini bertujuan untuk menghadapi pasukan Romawi yang sudah bersiap di sana.
Credit to: http://siradel.blogspot.com |
Romawi memiliki kekuatan peperangan yg paling besar pada saat itu. Perang Tabuk merupakan kelanjutan dari perang Mu’tah. Kaum Muslimin mendengar persiapan besar-besaran yang dilakukan oleh pasukan Romawi dan raja Ghassan.
Informasi tentang jumlah pasukan yang dihimpun adalah sekitar empat 40,000 - 100,000. Keadaan semakin kritikal, karena suasana kemarau. Kaum Muslimin berada di tengah kesulitan dan kekurangan sumber. Mendengar persiapan besar pasukan Romawi, kaum Muslimin berlumba2 melakukan persiapan perang. Para tokoh sahabat memberi infaq fi sabilillah dalam suasana yang sangat mengagumkan.
- Utsman menyedekahkan sekitar 300 ekor unta lengkap dengan pelana dan barang-barang yang diangkutnya. Lalu ia datang lagi dengan membawa 1,000 dinar dan diletakkannya di pangkuan Rasulullah SAW. Utsman terus bersedekah, hingga jumlahnya mencapai 900 unta, 100 kuda, dan wang dalam jumlah besar.
- Abdurrahman bin Auf membawa 200 uqiyah perak.
- Abu bakar membawa seluruh hartanya dan tidak menyisakan untuk keluarganya, kecuali Allah dan Rasul-Nya.
- Umar datang menyerahkan setengah hartanya.
- Abbas datang menyerahkan harta yang cukup banyak.
- Thalhah, Sa’d bin Ubadah, dan Muhammad bin Maslamah, semuanya datang memberikan sedekahnya.
- Ashim bin Adi datang dengan menyerahkan 90 wasaq kurma dan diikuti oleh para sahabat yang lain.
Dengan sumber bekalan yang ada, pasukan kaum muslimin yg digelar jaisyul usrrah ketika itu (pasukan yang berada dalam kesulitan) bergerak menembusi panasnya cuaca saat itu melewati ratusan kilometer gurun pasir. Mendengar kedatangan pasukan yang sedemikian besar dan pantang menyerah serta dipimpin oleh Nabi Muhammad sendiri, pasukan Romawi sudah merasa kalah. Mereka berkecut hati dan mundur ke benteng mereka.
Akhirnya, kaum muslimin berhasil menguasai Tabuk tanpa pertumpahan darah. Dengan kemenangan dalam Perang Tabuk ini, maka kekuatan Islam diperkukuhkan lagi kedudukannya di seluruh Jazirah Arab.
Credit to: abujihah.blogspot.com |
Penaklukan Jerusalem
Di bulan Rejab juga, pada tahun 583 H (1187 M), Shalahudin Al Ayubi memimpin pasukannya berangkat ke Jerusalem untuk membebaskannya dari cengkeram pasukan perang salib yang telah menguasainya selama hampir satu abad.
Beberapa bulan sebelumnya, pasukan Shalahudin juga telah mengalahkan 2 pasukan perang salib dalam Perang Hittin. Kemenangan Shalahudin sangatlah istimewa karena berhasil mengembalikan bumi Isra’ Mi’raj dan kiblat pertama kaum muslimin ke dalam pangkuan islam. Selain itu, kemenangan ini juga mencegah penguasaan kaum kristian atas tanah dan negeri kaum muslimin.
Penaklukan Jerusalem yang dilakukan pasukan Islam amat berbeza, berbanding tentara Perang Salib menduduki Jerusalem pada tahun 1099. Salahudin menetapi janjinya dengan menakluk Jerusalem menurut ajaran Islam yang murni dan paling tinggi. Tak ada balas dendam dan pembantaian, penaklukan berlangsung ‘mulus’ seperti yang diajarkan Alquran.
Karen Amstrong dalam bukunya Perang Suci menggambarkan, ”Jumlah tebusan pun disengaja sangat rendah. Salahuddin menangis tersedu-sedu karena keadaan mengenaskan akibat keluarga-keluarga yang hancur terpecah-belah. Dan ia pun membebaskan banyak dari mereka, sesuai imbauan Al-Qur’an.’‘
Seorang tua penganut Kristian pun bertanya kepada Salahudin. ”Kenapa tuan tidak bertindak balas terhadap musuh-musuhmu?”
Salahudin menjawab, ”Islam bukanlah agama pendendam bahkan sangat mencegah dari melakukan perkara diluar perikemanusiaan, Islam menyuruh umatnya menepati janji, memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf dan melupakan kekejaman musuh ketika berkuasa walaupun ketika musuh berkuasa, umat Islam ditindas.”
Mendengar jawaban itu, bergetarlah hati orang tua itu. Ia pun kemudian berkata, ”Sungguh indah agama tuan! Maka diakhir hayatku ini, bagaimana untuk aku memeluk agamamu?” Salahudin pun berkata, ”Ucapkanlah dua kalimah syahadah.”
Hingga kini, kemuliaan hati dan keberanian Salahudin masih tetap dikenang umat Islam dan orang-orang Barat. Menurut Dr Jonathan Phillips, pengajar di University of London dan penulis beberapa buku tentang Perang Salib, Salahudin merupakan pahlawan utama bagi umat Islam.
Ilustrasi wajah Salahudin Al Ayubi (credit to: en.wikipedia.org) |
Beberapa bulan sebelumnya, pasukan Shalahudin juga telah mengalahkan 2 pasukan perang salib dalam Perang Hittin. Kemenangan Shalahudin sangatlah istimewa karena berhasil mengembalikan bumi Isra’ Mi’raj dan kiblat pertama kaum muslimin ke dalam pangkuan islam. Selain itu, kemenangan ini juga mencegah penguasaan kaum kristian atas tanah dan negeri kaum muslimin.
Penaklukan Jerusalem yang dilakukan pasukan Islam amat berbeza, berbanding tentara Perang Salib menduduki Jerusalem pada tahun 1099. Salahudin menetapi janjinya dengan menakluk Jerusalem menurut ajaran Islam yang murni dan paling tinggi. Tak ada balas dendam dan pembantaian, penaklukan berlangsung ‘mulus’ seperti yang diajarkan Alquran.
Karen Amstrong dalam bukunya Perang Suci menggambarkan, ”Jumlah tebusan pun disengaja sangat rendah. Salahuddin menangis tersedu-sedu karena keadaan mengenaskan akibat keluarga-keluarga yang hancur terpecah-belah. Dan ia pun membebaskan banyak dari mereka, sesuai imbauan Al-Qur’an.’‘
Seorang tua penganut Kristian pun bertanya kepada Salahudin. ”Kenapa tuan tidak bertindak balas terhadap musuh-musuhmu?”
Salahudin menjawab, ”Islam bukanlah agama pendendam bahkan sangat mencegah dari melakukan perkara diluar perikemanusiaan, Islam menyuruh umatnya menepati janji, memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf dan melupakan kekejaman musuh ketika berkuasa walaupun ketika musuh berkuasa, umat Islam ditindas.”
Mendengar jawaban itu, bergetarlah hati orang tua itu. Ia pun kemudian berkata, ”Sungguh indah agama tuan! Maka diakhir hayatku ini, bagaimana untuk aku memeluk agamamu?” Salahudin pun berkata, ”Ucapkanlah dua kalimah syahadah.”
Hingga kini, kemuliaan hati dan keberanian Salahudin masih tetap dikenang umat Islam dan orang-orang Barat. Menurut Dr Jonathan Phillips, pengajar di University of London dan penulis beberapa buku tentang Perang Salib, Salahudin merupakan pahlawan utama bagi umat Islam.
Keruntuhan Khilafah Utsmaniyah Turki
Selain kemenangan bersejarah, bulan Rejab juga menjadi saksi kekalahan dan kemunduran kaum muslimin. Tujuh ratus enam puluh tahun kemudian, tepatnya pada 28 Rejab 1342 H (3 Mac 1924 M), Khilafah Islamiyah dihapus secara rasmi oleh Mustafa Kemal Pasha di Turki.
Institusi yang menyatukan seluruh kaum muslimin di dunia ini hancur pada saat itu. Tidak ada lagi satu institusi yang menjadi pelindung bagi kaum muslimin secara global. Tidak ada lagi institusi yang menjamin terlaksananya syariat islam dan hukum-hukum Allah di muka bumi. Taman pelindung jiwa, kehormatan, harta dan kekayaan kaum muslimin telah dilenyapkan sehingga kaum muslimin hanya menjadi santapan lazat yang menjadi rebutan oleh kaum kolonialis dan kapitalis. Khilafah itu kini menjadi negara-negara sekular yang tercerai-berai di seluruh dunia
Institusi yang menyatukan seluruh kaum muslimin di dunia ini hancur pada saat itu. Tidak ada lagi satu institusi yang menjadi pelindung bagi kaum muslimin secara global. Tidak ada lagi institusi yang menjamin terlaksananya syariat islam dan hukum-hukum Allah di muka bumi. Taman pelindung jiwa, kehormatan, harta dan kekayaan kaum muslimin telah dilenyapkan sehingga kaum muslimin hanya menjadi santapan lazat yang menjadi rebutan oleh kaum kolonialis dan kapitalis. Khilafah itu kini menjadi negara-negara sekular yang tercerai-berai di seluruh dunia
(Khilafah = Kepimpinan umum bagi org muslimin di dunia bagi menegakkan hukum2 syariat Islam dan mengembang risalah/dakwah ke seluruh penjuru dunia)
Rujukan:
No comments:
Post a Comment